Senin, 22 September 2014


Cara Menghitung Kecepatan "Cahaya"

Kalo tinggal di perkampungan atau yang lagi mudik ke kampung, coba lihat ke langit, Pasti kalo kampungnya agak gelap bisa jelas melihat Bintang-bintang ^^ ...

Tapi pada Percaya gak kalau langit yang Kita lihat adalah Langit Masa Lalu, yang berarti pula Kita melihat ke masa lalu..
Gak Percaya? Simak yuk.....

Fo_Nia Lover's pasti udah tahu kan Cahaya itu apa?
Yup, Cahaya merupakan sinar putih yang bisa dilihat oleh mata. Kenapa putih? Karena, Cahaya bisa dibiaskan dan "terpisah" menjadi Spektrum-spektrum Cahaya tertentu..
Nah, dalam Teori Relativitas Einstein, Cahaya menempati urutan pertama dalam hal Kecepatan. Dengan kecepatan yang setara dengan 299.792,458 km/detik, sehingga Kecepatan Cahaya merupakan kecepatan tercepat di Alam Semesta untuk saat ini..

Uniknya, Kecepatan Cahaya itu bersifat 'Konstan', tidak bisa diperlambat dan juga tidak bisa dipercepat. Jadi, Cahaya bisa kita gunakan untuk pergi ke Masa Depan tapi tidak akan bisa Kembali lagi XD. Dan, selama suatu benda bergerak dalam Kecepatan Cahaya, maka benda tersebut tidak akan 'menua' sedikitpun karena waktu dalam Kecepatan Cahaya sama dengan 0...

Salah satu satuan jarak Alam Semesta ini merupakan 'Tahun Cahaya', atau sama dengan jarak tempuh Cahaya dalam waktu satu tahun, yaitu 9.454.254.955.4 88 km. Jadi, hitung sendiri apabila galaksi terjauh yang diketahui, UDFj-39546284 itu berjarak 10,3 Miliar Tahun Cahaya...

Seperti yang disinggung tadi, Jika membawa Materi dalam Kecepatan Cahaya maka tidak ada 'penuaan' dalam materi tersebut. Sehingga apabila Kita melihat Bintang Alpha Centauri yang berjarak 4,3 tahun Cahaya berarti yang kita lihat tersebut merupakan Keadaan dan Posisi Bintang tersebut 4,3 tahun yang lalu. Nah, bagaimana kalo Galaksi Andromeda yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari kita? Belum lagi, ada miliaran benda langit yang bisa diobservasi dan jaraknya juga sangat jauh...
Atau mungkin gak usah jauh-jauh. Jika kita Melihat 'Matahari' saat ini, itu juga bukanlah Matahari pada saat ini. Tapi Matahari 8 Menit sebelumnya. Kenapa? Karena Cahaya Matahari membutuhkan +/- 8 Menit untu bisa menyinari Bumi..

Jadi, kesimpulanya..
"Jika kita melihat Benda-benda langit yang jauh, itu sama aja kita Melihat ke Masa Lalu'...

Seperti itulah Keunikan 'Kecepatan Cahaya'.

Jumat, 19 September 2014

Latihan Soal Fisika Kelas X

Latihan Soal Fisika Kelas X

Soal dan Pembahasan Fisika SMA Kelas X
Bab Gerak Lurus Silakan download
Bab Kinematika Gerak Silakan download
Bab Gerak Melingkar Silakan download
Bab Dinamika Partikel Silakan download
Bab Hukum Newton Silakan download
Bab Gelombang Elektromagnetik Silakan download
Bab Listrik Dinamis Silakan download
Latihan  Besaran dan satuan atau buka di sini
Latihan  Vektor atau buka di sini
Latihan Memadu Gerak
Latihan Kinematika Gerak Lurus buka di sini
Latihan Kinematika Gerak Rotasi buka di sini
Latihan Dinamika buka di sini
Latihan Suhu dan Kalor atau buka di sini
latihan  Gelombang Optika atau Buka di sini

kumpulan rumus kelas 10

Kumpulan rumus fisika kelas 10 sma

Posting kali ini saya akan membagikan kumpulan rumus-rumus fisika kelas 10 sma ...
ini dia materinya,,,

1. Besaran dan satuan
2. Gerak lurus
3. Hukum newton
4. Memadu gerak
5. Gerak melingkar
6. Gravitasi
7. Usaha dan energi
8. Momentum
9. Elastisita
10. Fluida
11. Gelombang bunyi

Elastisitas DALAM FISIKA

A. Elastisitas Adalah ....
            Kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan.

B. Besaran-besaran yang berkaitan dwngan elastisitas zat Padat ....
       1. Tegangan

Tegangan = Gaya Tarik (F) / Luas Penampang (A)

Satuan tegangan adalah N/m2 atau Pascal (Pa)

       2. Regangan

Regangan = Pertambahan Panjang / panjang awal

Regangan tidak memiliki satuan

       3. Grafik Tegangan terhadap Regangan

Deformasi (perubahan bentuk)

       4. Modulus Elastis/Young

bergantung pada jenis zat dan tidak pada ukuran/bentuknya.
Modulus elastis itu adalah konstanta

Modulus Young (E)  = Tegangan / Regangan

satuan N/m2 (Pa) / Pascal

B. Hukum Hooke

            "Jika gaya tarik benda tidak melampaui batas elastisitas benda maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya"

F  = k . delta X


    1. Tetapan Gaya Benda Elastis (k)

k = A . E / delta L

A adalah luas penampang pegas maka untuk mencari A

A = phi. r kuadrat

r = jari jari


     2. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas

a. SERI

Prinsip :
*Gaya tari pada setiap pegas sama besar, dan gaya tarik pada gaya tarik pengganti juga sama besar dengan gaya tarik pada setiap pegas tersebut ( F1=F2=F)
*Pertambahan panjang pegas sama dengan total pertambahan panjang tiap tiap pegas
    delta x = x1 + x2

maka tetapan gaya tarik nya mempunyai rumus ->

1/ks = 1/k1 + 1/k2  atau ks = k/n ( n= buah pegas) atau ks = k1.k2 / k1+k2

b. PARAREL

Prinsip :
*Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total jumlah gaya tarik pada tiap pegas
Fp = F1+F2
*pertambahan panjang setiap pegas sama besar dan pertambahan panjang pegas pengganti juga sama besar dengan pertambahan panjang setiap pegas
delta Xp = delta X1 = delta X2

Maka tetapan gay tariknya ->

Kp = K1 + K2 + K3 atau kp = nk

C. Manfaat Pegas pada teknologi

1. Sistem Suspensi pada kendaraan bermotor untuk meredam kejutan
2. Pegas pada setir kemudi

PERSAMAAN GERAK DALAM FISIKA

PERSAMAAN GERAK


Pendahuluan
Mari kita ingat dulu macam macam bentuk persamaan dalam pelajaran matematika yang pernah kamu pelajari.
Didalam Matematika tersebut ada yang disebut
-          Persamaan Linier (y = ax + b),
-          Persamaan Parabola (y = ax2 + bx + c),
-          Persamaan Lingkaran dll
Persamaan persamaan diatas digunakan dalam fisika dapat untuk menyatakan kedudukan sebuah benda yang sedang bergerak, baik itu gerakan lurus, gerak melingkar, atau gerak yang lintasan seperti parabola.

Persamaan Gerak dalam Fisika
Posisi sebuah benda dalam suatu bidang datar XY dapat dinyatakan dengan koordinat (x , y). Dan dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan sbb :
y = x i + y j
Misalnya :
Posisi benda A di (3 , 4) berarti posisi benda tersebut berada 3 satuan arah horizontal (smb x), dan 4 satuan arah vertikal (smb y). Tanda i dan j menyatakan vektor satuan berturut turut dalam arah sumbu x dan y. Sehingga dalam bentuk persamaan posisi benda A dapat dinyatakan dengan  :
y = 3i + 4j.
Posisi benda A dapat dilihat seperti pada gambar di bawah.



















Perpindahan (Perubahan Posisi Benda)
Perpindahan adalah perubahan posisi sebuah benda dilihat dari suatu titik acuan.
Misalanya :
Benda P mula mula di titik A (2 , 2), kemudian setelah beberapa detik berubah posisinya di B (5 , 6), maka dilihat dari acuan pusat sumbu koordinat benda P berpindah dari A ke B.
Persamaan perpindahan benda diatas adalah :
y = (xb – xa)i + (yb – ya)j, atau
y = Δx i + Δy j
Sedangkan besar atau nilai dari perpindahan dihitung dengan :



Jadi perpindahan benda pada P di atas adalah :


Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah kecepatan sebuah benda pada waktu tertentu, misalanya pada detik ke-1, detik ke-2, detik ke-3, dst....
Persamaan kecepatan sesaat adalah hasil turunan dari persamaan gerak atau turunan dari persamaan perpindahan benda, atau secara matematika adalah : 


Kecepatan sesaat dapat juga diperoleh dari hasil integral percepatan benda sbb :
 
Contoh : 

 











Besar atau nilai kecepatan nya adalah : 











Percepatan Benda
Percepatan sebuah benda adalah merupakan hasil turunan dari kecepatan benda, atau dapat juga merupakan turunan kedua dari persamaan perpindahan benda.

Contoh :
Kecepatan benda Q dinyatakan dengan v  = (8t + 2) i + 2 j dalam satuan m/s. Tentukan percepatan benda diatas !
Diketahui        :           v  = (8t + 2) i + 2 j
Ditanyakan      :           a = ...... ?









Jadi percepatan benda diatas adalah a = 8 m/s2  

Rupanya sampai sisni dulu yaa... pembahasan tentang Persmaan Gerak kita, nanti kita sambung lagi dengan sisanya .... (tunggu aja yaa.... yang berikutnya !!!)  hehehe....

TEORI KINETIK GAS

TEORI KINETIK GAS

Konsep teori kinetik gas mengambil anggapan dasar bahwa gas ideal yaitu gas yang memenuhi  :
1. Setiap gas terdiri dari banyak partikel (atom)
2. Setiap atom senantiasa bergerak dengan gerakan yang acak (gerak brown)
3. Tumbukan yang terjadi dianggap lenting sempurna
4. Berlaku Hukum kekekalan energi
5.Berlaku hukum Newton tentang gerak

Untuk suatu gas ideal berlaku persamaan gas ideal yaitu :


P V = n R T
P V = N k T

Catatan : N = n NA atau N = m/Mr
Keterangan :
P = Tekanan Gas ............... (Pa)
V = Volume gas..................(m3)
n = Jumlah mol gas ............. (mol)
R = Bilangan atau konstanta gas ideal (8,313 J/mol K)
k = Konstanta Boltzman 
T = Suhu mutlak gas .............(K)
m = massa partikel ............... (gram)
Mr = Massa atom relatif

Energi Kinenetik gas
Besar energi kinetik gas dapat dihitung dengan rumus :





Sedangkan kecepatan Efektif Gas dihitung dengan rumus :

Hukum Archimides

Hukum Archimides

Hukum Archimides
Jika sebuah benda dicelupkan kedalam air , maka benda itu akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang besarnya sebanding dengan berat zat cair yang terdesak oleh bend.
Jaidi secara matematika dirumuskan sbb :
Fa = ρc g Vc
Keterangan :
Fa = Gaya angkat keatas …………… (newton)
ρc = massa jenis zat cair ………….. (kg/m3)
Vc = Volume zat cair yang terdesak (m3)
Kemungkinan jika benda dicelupkan kedalam air adalah :
- Tengeglam jika
a. Berat benda lebih besar dari gaya ke atas ( W > Fa)
b. Berat benda didalam air menjadi : W’ = W - Fa
c. Volume benda sama dengan Volume zat cair yang terdesak (Vb = Vc)
d. Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair (ρb > ρc)
- Melayang
a. Berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa)
b. Volume benda sama dengan Volume zat cair yang terdesak (Vb = Vc)
c. Massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair (ρb = ρc)
- Terapung
a. Berat benda sama dengan gaya ke atas ( W = Fa)
b. Volume benda sama dengan Volume zat cair yang terdesak (Vb > Vc)
c. Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair (ρb < ρc)
Berat sebuah benda dapat dihitung dengan rumus :
W = m g
W = ρb g Vb
Keterangan :
W = Berat benda ………………….. (newton)
Ρb= massa jenis benda ………….. (kg/m3)
Vb = Volume benda ………………. (m3)

SUHU dan KALOR

SUHU dan KALOR

A. SUHU
Suhu adalah tingkatan panas atau dingainnya suatu benda.
Bila suhu sebuah benda tinggi, maka suhu benda disebut panas, sedangkan benda yang suhunya rendah disebut dingin.
Suhu sebuah benda dapat diukur dengan menggunakan alat ukur suhu yaitu "Termometer"
Ada beberapa termometer yang kita kenal saat ini, seperti Termometer Fahrenhait, Termometer Celciu, Termometer Reamur dan Termometer Kelvin.
Konversi dari termometer satu ke yang lain dapat dihitung dengan rumus :



(T1-tb1):(T2-tb2)=P1:P2


B. KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang sering disebut juga energi kalor atau energi panas.
Bila sebuah benda mendapat kalor maka benda akan mengalami pemuaian, perubaahan suhu dan pemuaian.


B.1. Pemuaian
Pemuaiana adalah peristiwa penambahan panjang atau luas atau volume suatu benda bila benda itu dipanaskan
Lihat Animasi Pemuaian disini
Untuk pemuaian berlaku rumusan sbb :

ℓt = ℓo + ∆ℓ
∆ℓ = ℓo α ∆t
ℓt = ℓo (1+ α ∆ℓ)

Keterangan :
ℓo = panjang mula mula ……………… (meter)
∆ℓ = panjang sesudah dipanaskan ……. (meter)
ℓt = penambahan panjang ……………. (meter)
∆t = perubahan suhu …………………. ( °C )
α = koefisien muai panjang ………….. ( /°C )

Untuk pemuaian Luas tinggal gantikan ℓ dengan A (untuk pemuaian luas ) atau V (untuk pemuaian volume)dan gantikan α dengan 2α (untuk pemuaian luas) dan 3α (untuk pemuaian volume)

B.2. Kalor dan perubahan suhu benda
Bila sebuah benda dupanaskan sehingga suhu benda itu berubah maka berlaku rumusan sbb :

Q = m c ∆t

Keterangan :
Q = Jumlah kalor ………………… ( kkal atau Joule)
m = massa benda ………………... ( kg )
c = Kalor jenis …………………... ( kkal /kg°C atau Joule /kg°C)
∆t = perubahan suhu benda ………. ( °C )

B.3. Kalor dan Perubahan wujud benda
Bila sebuah benda yang dipanaskan kemudian mengalami perubahan wujudnya (seperti mencair, menguap,membeku, dsb) makia berlaku rumusan sbb :

Q = m L

Keterangan :
Q = Jumlah kalor ………………… ( kkal atau Joule)
m = massa benda ………………... ( kg )
L = kalor laten …………………… ( kkal/kg atau Joule kg )

Catatan : kalor lebur ini bias berupa kalor lebur, kalor uap, kalor didih. atau Kalor embun


Lihat Animasi Perpindahan Kalor Disini
B.4. Azas Black
Bila dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan maka akan terjadi saling menerima dan melepaskan kalor. Peristiwa seperti ini sering disebut azas black
Untuk Azas Black ini berlaku :
Besarnya kalor yang diberikan sama dengan besarnya kalor yang diterima atau
Q lepas = Q terima

KELISTRIKAN

KELISTRIKAN

LISTRIK DINAMIK
(Listrik Arus Searah atau arus DC)
A.Kuat Arus Listrik
Kuat Arus Listrik adalah perpindahan muatan listrik pada suatu penghantar setiap detik. Kuat arus Listrik dapat dihitung dengan rumusan sbb :

Keterangan :
I = Q/t
I = Kuat arus listrik ................ (ampere)
Q = Besarmuatanlistrik ................(oulomb)
t = Lamanya waktu .....................(detik)

B.Hukum Ohm
Beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut dan sebanding juga dengan besar hambatan listrik pada rangkaian tersebut.
Hukum Ohm dapat dirumuskan sbb :











C.Rangkaian Hambatan :
c.1)Rangkaian Hambatan Seri :


Untuk rangkaian hambatan seri besar hambatan totalnya dapat dihitung dengan rumus:
Rt = R1 + R2 + R3 + .......

c.2)Rangkaian Hambatan Paralel

Untuk rangakaian hambatan paralel besar hambatan totalnya dapat dihitung dengan rumus :



D.Hukum Ohm pada rangkaian tertutup (Loop)

Jumlah GGL dengan beda potensial listrik dalam suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol atau secara matematika dapat ditulis sbb :

ΣE + ΣIR = 0
E.Hukum Kirchof
Kuat arus listrik pada rangkaian yang tidak bercabang dimana-mana besarnya selalu sama ( I1 = I2)

Besar kuat arus listrik yang memasuki suatu titik cabang sama besarnya dengan besar kuat arus listrik yang meninggalkan titik ca bang tersebut (I1 + I2 = I3).


Contoh soal :1.
Sebuah hambatan yang besarnya 200 ohm dihubungkan dengan beda potensial listrik sebesar 12 volt. Berapakah besar kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan tersebut ?
Diketahui : R = 200 Ohm
V = 12 volt
Ditanyakan : I = .................... ?
V = I . R
12 = I . 200
I =12 / 200
I = 0,06 ampere

Contoh soal 2.
Tiga buah hambatan berturut-turut 20 Ohm, 30 Ohm dan 30 Ohm dirangkaikan menjadi sebuah rangkaian listrik. Hitunglah besar hambatan total rangkaian tersebut jika :
a.hambatan disusun seri !
b.hanbatan disusun paralel !
Diketahui :
R1 = 20 Ohm
R2 = 30 Ohm
R3 = 30 Ohm
Ditanyakan :
a) Rt = ..................... ? seri
b) Rt = ..................... ? paralel

a)Rt = R1 + R2 + R3
   Rt = 20 + 30 + 30
   Rt = 80 Ohm
























































F.Energi dan Daya Listrik
1.Energi Listrik
Besar energi listrik dapat dihitung dengan rumus

W = V I t
Keterangan :
W = Energi Listrik ................(Joule)
V = Besda Potensial Listrik ......(Volt)
I = Kuat arus Listrik ............(ampere)
t = Lamanya waktu ...............(sekon)

2.Daya Listrik
Daya Listrik dapat ditung dengan rumus :

P = V I
Keterangan :
P = Daya Listrik .................(Watt)
V = Besda Potensial Listrik ...... (Volt)
I = Kuat arus Listrik ........... (ampere)

IMPUL DAN MOMENTUM

IMPUL DAN MOMENTUM

IMPUL - MOMENTUM DAN TUMBUKAN
I. Momentum
Momentum adalah merupakan hasil kali antara massa benda dengan kecepatan benda itu sendiri. Besarnya Impul dapat dihitung dengan rumus :
P = m v
Keterangan :
p = momentum benda …………………………….. (kg.m/s)
m = massa benda ……………………………………… (kg)
v = kecepatan benda ………………………………. (m/s)



II. Impul
Impul adalah merupakan hasil kali antara gaya dengan lama waktu gaya itu bekerja, atau gaya sesaat.
Besarnya Impul dapat dihitung dengan rumus :
I = F t
Keterangan :
I = impul ………………………………………………….. (Ns)
F= Besarnya gaya ……………………………………. (N)
t = Lamanya waktu …………………………………… (s)

III. Tumbukan
Ada tiga jenis tumbukan yang kita kenal yaitu tumbukan Lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Lihat Animasi tumbukan disini
Pada saat benda bertumbukan maka akan berlaku Hukum :
Kekekalan Energi Kinetik :






Hukum Kekekalan momentum :





Dalam tumbukan selalu ada koefisien tumbukan, yang dirumuskan sbb :






Keternagan :
e = koefisien restitisu (tumbukan)
Catatan :
Untuk tumbukan lenting sempurna (e = 1)
Untuk tumbukan lenting sebagian (0 < e < 1)
Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali (e = 0)

ELASTISITAS

ELASTISITAS


Pendahuluan
Berdasarkan sifat kelenturannya, sebuah benda dapat dikatagorikan menjadi benda elastis dan benda tidak elastik.
Benda elastis adalah benda yang bila dikenai gaya dapat berubah bentuknya, dan jika gaya itu dihilangkan maka bentuk benda akan kembali ke bentuknya semula.
Beberapa hal yang berhubungan dengan elastisitas adalah :

I.         Tegangangan (σ) yaitu hasil perbandingan antara besarnya gaya dengan luas bidang benda yang mengalami gaya tersebut.

II.      Regangan (e) yaitu hasil perbandingan antara perubahan panjang benda dengan panjang benda mula mula.

III.   Modulus young (γ) yaitu merupakan hasi perbandingaΔn antara besarnya regangan dengan tegangan.


Ketrangan :
σ = Tegangan ................................ (N m-1)
e = Regangan .................................    –
γ = Modulus young ........................(N m-1)
F = gaya ......................................... (newton)
A = Luas bidang ............................ (m2)
l = Panajang batang ...................... (meter)
Δl = perbahan panjang batang ........    –

Contoh benda yang termasuk benda elastis adalah seperti karet, pegas, dllekan

Pegas
Bila sebuah pegas kita tarik dengan gaya F sehingga panjang pegaas bertamabah  (Δl), maka untuk pegas tersebut berlakulah persamaan sbb :
F = k Δl
Karena untuk menarik pegas diperlukan energi, maka sesuai dengan hukum kekekalan energi mekanik, energi ini dalam pegas menjadi energi potensial pegas (Ep).
Energi potensial pegas ini sama dengan usaha yang dilakukan pada pegas sehingga panjangnya bertambah sebesar (Δl), oleh karena itu besar dari energi potensial pegas dapat dihitung dengan rumus :
Ep =  ½ F Δx , atau
Ep =  ½  k Δx2

BESARAN VEKTOR

VEKTOR

BESARAN VEKTOR

A.    Menggabungkan atau Menjumlahkan Besaran vektor
a.      Secara Grafis
1.      Metode Poligon
Penggabungan vektor secara poligon dilakukan dengan cara menggambar vektor-vektor yang digabungkan tersebut secara berurutan (diteruskan). Kemudian Vektor resultannya (R) digambar dengan menghubungkan titik awal sampai akhir. (seperti pada gambar)



2.      Metode Jajaran genjang
Penggabungan vektor secara jajaran genjang dibuat dengan cara menggambar vektor-vektor yang akan digabungkan dari titik awal yang sama, kemudian buatlah garis sejajar vektor tadi (garis putus-putus) dari kedua ujung vektor yang digabungkan sehingga diperoleh titik potongnya. Terakhir gambarlah Vektor Resultannya dengan menghubungkan titik awal ke titik potong. (seperti pda gambar) 
 
b.      Secara Analitis (Perhitungan)
1.      Jika arahnya sama
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan menjumlahkan besar dari kedua vektor yang digabungkan.
                        R  = V1  +  V2
2.      Jika arahnya berlawanan
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan mengurangkan besar dari kedua vektor yang digabungkan (dihitung selisihnya).
                        R  = V1  -  V2
3.      Jika saling mengapit sudut
Resultan dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak berlawanan atau arahnya saling mengapit sudut dihitung dengan menggunakan rumus sbb :





Contoh Soal :
  1. Vektor Fa dan Fb berturut-turut 30 N dan 50 N. Berapa resultan kedua vektor tersebut jika :
a.       kedua vektor searah !
b.      kedua vektor berlawanan arah !
c.       kedua vektor saling mengapit sudut 60° !
Diketahui :                  Fa = 30 N
                                    Fb = 50 N
Ditanyakan :    a) R = ................. ? (searah)
                        b) R = ................. ? (berlawanan arah)
                        c) R = ................. ?  α = 60°
a)      R = Fa  +  Fb                                        b) R = Fa  -  Fb
R = 30  +  50                                            R = 30  -  50          
R =  80 N                                                 R = - 20 N
                                    (tanda – menyatakan arah R sama dengan Fb)













 2.        Vektor V = 400 N dengan arah 30°  terhadap arah horizontal.
      Tentukan  komponen vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !
      Diketahui :      V = 400 N
      Ditanyakan :    Vx = .................. ?
                               Vy = .................  ?
                        Vx  =  V Cos α                                                            Vy  =  V Sin α
                        Vx  =  400 Cos 30°                                          Vy  =  400 Sin 30°
                        Vx  =  400 0,87                                                Vy =  400 0,5
                        Vx  =  348 N                                                    Vy  =  200 N
  
3. Vektor P, Q dan S berturut-turut  200 N, 300 N dan 400 N dan arahnya 30° , 150° dan 210°  . Tentukan resultan dari ketiga vektor !
Diketahui :      P = 200 N
                        Q = 300 N
                        S = 400 N
Ditanyakan :    R = .................... ?
Untuk menghitung Resultan vektor yang lebih dari 2 vektor lebih mudah menggunakan tabel seperti dibawah : 














B.    Menguraikan Besaran Vektor
Perhatikan vektor P pada gambar  dibawah !
Arah vektor P adalah ke kanan atas, vektor ini dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu (Px) ke kanan dan (Py) ke atas seperti pada gambar.





Contoh 1
Sebuah vektor P mempunyai besar 200 satuan  dengan arah membentuk sudut 30 ˚ dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor diatas pada sumbu X dan pada sumbu Y ?
            Diketahui  :     P = 200 satauan
                                    α = 30˚
            Diatanya    :     Px  ..... ?
                                    Py .....  ?
            a.         Px = P Cos α                                       b.         Py = P Sin α
                        Px = 200 Cos 30˚                                            Py = 200 Sin 30˚
                        Px = 200 . 0,53                                             Py = 200 . 0,5
                        Px = 100 3 satuan                                         Py = 100 satuan



Contoh 2
            Komponen dari vektor A pada sumbu X adalah 150 satuan. Bila vektor A mengapit sudut 60˚ dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor A pada sumbu Y dan berapa pula besar vektor A tersebut ?
            Diketahui :      Ax = 150 satuan
                                    α = 60˚
            Ditanya :         Ay ..........  ?
                                    A ............. ?
            a.         Ax        = A Cos α                                            b.         A2 = (Ax)2 + (Ay)2
                        150      = A Cos 60˚                                                    3002     = 1502 + (Ay)2  
                        150      = A . 0,5                                                          90000 = 22500 + (Ay)2
                        A         = 150 / 0,5                                                       (Ay)2    = 90000 - 22500
                        A         = 300 satuan                                                    (Ay)2    = 67500
                                                                                                             Ay       = 67500 satuan

 
C.    Perkalian Besaran Vektor
1.      Dot Produck (Perkalian vektor dengan vektor hasilnya skalar)
      Misalnya F(vektor gaya) dan S (vektor perpindahan), Jika kedua vektor   diatas dikalikan hasilnya akan berupa sebuah sekalar yaitu W (Usaha). Secara Matermatika Dot Produck dapat ditulis :
                                          V1 . V2   =   V1.V2  Cos α
2.      Kros Produck (perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)
      Misalnya F (vektor gaya) dan R (vektor posisi), jika keuda vektor tersebut dikalikan hasilnya akan berupa sebuah vektor baru yaitu  τ (Momen Gaya). Secara Matematika perkalian Kros Product dapat ditulis sbb :
                                          V1  x  V2   =   V1.V2  Sin α
Arah dari hasil perkalian vektor  dengan cara kros product dapat ditentukan dengan aturan putaran skrup, yaitu putaran skrup sama dengan arah putaran vektor melalui sudut terkecil sedangkan arah gerakan skrup menyatakan arah  vektor yang dihasilkan dari perkalian kros product.
3.      Perkalian vektor dengan sebuah bilangan
a . V  =   a V

Nah Untuk tes Online silakan Klik  TES ONLINE VEKTOR

Selasa, 16 September 2014

GLB dan GLBB

GLB dan GLBB

 Gerak lurus beraturan

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
s = v \cdot t \!
dengan arti dan satuan dalam SI:
  • s = jarak tempuh (m)
  • v = kecepatan (m/s)
  • t = waktu (s)

Gerak lurus berubah beraturan

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik.
v = v_0 + a \cdot t \!. Gerak Semu atau Relatif
Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi). Contoh : - Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak. - Bumi berputar pada porosnya terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat matahari bergerak dari timur ke barat.
2. Gerak Ganda Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Contoh : Seorang bocah kecil yang kurus dan dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan di atap krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda di sekitarnya, yaitu : - Gerak terhadap kereta krl - Gerak terhadap bocah kecil yang kurus dan dekil - Gerak terhadap tanah / bumi
3. Gerak Lurus Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Gerak lurus beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil. Misal : - Kereta melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus - Mobil di jalan tol dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya. b. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya : - Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti

  • a = percepatan (m/s2)
  • t = waktu (s)
  • s = Jarak tempuh/perpindahan (m)
s = v_0 \cdot t +  \frac{1}{2} a \cdot t^2 \!
dengan arti dan satuan dalam SI:
  • v0 = kecepatan mula-mula (m/s)Pengertian Gerak Serta Macam & Jenis Gerak : Semu/Relatif, Ganda dan Lurus - Belajar Online Internet Gratis Ilmu Science Fisika
Tue, 08/08/2006 - 10:43am — godam64 A. Arti / Definsi / Pengertian Gerak
Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.
B. Jenis / Macam-Macam Gerak
1. Gerak Semu atau Relatif Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi). Contoh : - Benda-benda yang ada diluar mobil kita seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak. - Bumi berputar pada porosnya terhadap matahari, namun sekonyong-konyong kita melihat matahari bergerak dari timur ke barat.
2. Gerak Ganda Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Contoh : Seorang bocah kecil yang kurus dan dekil melempar puntung rokok dari atas kereta rangkaia listrik saat berjalan di atap krl tersebut. Maka terjadi gerak puntung rokok terhadap tiga (3) benda di sekitarnya, yaitu : - Gerak terhadap kereta krl - Gerak terhadap bocah kecil yang kurus dan dekil - Gerak terhadap tanah / bumi
3. Gerak Lurus Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Gerak lurus beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang lurus beraturan dengan kecepatan yang tetap dan stabil. Misal : - Kereta melaju dengan kecepatan yang sama di jalur rel yang lurus - Mobil di jalan tol dengan kecepatan tetap stabil di dalam perjalanannya. b. Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda yang tidak beraturan dengan kecepatan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Misalnya : - Gerak jatuhnya tetesan air hujan dari atap ke lantai - Mobil yang bergerak di jalan lurus mulai dari berhenti

  • a = percepatan (m/s2)
  • t = waktu (s)
  • s = Jarak tempuh/perpindahan (m)

 

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) 

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)Setelah mempelajari materi pelajaran ini diharapkan anda dapat menyimpulkan karakteristik gerak lurus berubah beraturan (GLBB) melalui percobaan dan pengukuran besaran-besaran terkait, serta menerapkan besaran-besaran fisika pada gerak lurus berubah beraturan dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Pengertian GLBB sangatlah beragam. Tergantung sumber dan pemikiran masing-masing orang. Berikut adalah beberapa pengertian GLBB menurut beberapa sumber:
  • Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik (sumber: id.wikipedia.org).
  • Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= –) (sumber: bebas.xlsm.org).
  • GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan percepatan yang besar dan arahnya tetap (sumber: sidikpurnomo.net).

Jadi, gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat berubah dengan teratur.

Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut mengalami percepatan.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
Grafik kecepatan terhadap waktunya adalah seperti gambar di bawah ini.
Grafik kecepatan terhadap waktu pada GLBB
Grafik menunjukkan gerak lurus berubah beraturan karena garis pada grafik lurus yang menunjukkan bahwa percepatannya tetap.

Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Rumus GLBB ada 3, yaitu:
Rumus GLBB

clip_image002[1]
clip_image002[3]
Keterangan:
Vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)

Hubungan GLBB dengan Matematika

Kita bisa menghitung jarak tempuh yang dialami benda yang bergerak lurus berubah beraturan dengan rumus luas matematika. Seperti pada contoh gambar dibawah ini:
Bahas Soal grafik GLBB
Sebuah titik partikel melakukan gerak dengan grafik hubungan kecepatan (v) terhadap
waktu (t) seperti terlihat pada gambar di samping. Berapakah jarak yang ditempuh titik partikel selama 8 sekon tersebut?

 

Jawab:

Cara Saya:
s = luas I + luas II + luas III
s = (12 . 4 . 10) + (2 . 10) + (12 . 2 . 10)
s = 20 + 20 + 10 = 50 m
Nah, jauh lebih simple dan cepat, kan? :)

Contoh GLBB

Gerak Jatuh Bebas

Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal di sekitar bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Benda-benda yang jatuh bebas. Rumus ini akurat saat benda dijatuhkan di ruang hampa.
clip_image002174
clip_image002195
clip_image002214
Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)

Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.
clip_image002234
clip_image002254
clip_image002274
Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)

Gerak Vertikal ke Atas

Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus gerak vertikal ke atas adalah sebagai berikut.
clip_image002296
clip_image002314
clip_image002337
Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik tertinggi adalah sebagai berikut.
clip_image002354
clip_image002374
Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)
Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:
clip_image002394